Suatu Sore di Kampung Jawi Gunungpati Semarang

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Waktu masih menunjukkan pukul 16.00 WIB, namun puluhan pengunjung sudah menempati meja-meja kayu yang tertata rapi di tengah lapangan desa wisata, Kampung Jawi Gunungpati Kota Semarang.

Salah seorang pengelola Kampung Jawi menunjukkan kepengan kayu, yang digunakan sebagai alat transaksi pembayaran di desa wisata Kampung Jawi Semarang, saat ditemui di tempat tersebut, Minggu (18/4/2021). Foto Arixc Ardana

Sembari bercengkrama bersama kerabat, saudara, teman atau keluarga, para pengunjung tersebut menunggu waktu berbuka puasa tiba. Meski ada beberapa pengunjung non muslim, yang sudah mulai memakan sajian yang mereka ambil.

Ya, sore di Kampung Jawi, seakan kita dibawa kembali ke masa lalu. Setidaknya pada saat era kakek nenek atau buyut kita. Keberadaan para penjual makanan yang mengenakan pakaian khas Jawa, berbatik, jarik, lengkap dengan ikat kepala maupun blangkon , semakin menambah nostalgia pengunjung hidup tempo dulu di zaman tradisional Jawa. Bahkan jika malam tiba, lampu teplok dan obor, digunakan untuk menerangi.

“Desa wisata Kampung Jawi ini, memang konsepnya memperkenalkan budaya Jawa kepada para pengunjung, termasuk aneka makanan khas Jawa, yang bisa dinikmati. Sebelum ada pandemi, wisatawan bisa belajar bermain gamelan, tari dan lainnya, namun karena pandem kegiatan kita batasi,” papar Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Jawi, Siswanto saat ditemui di lokasi, Minggu (18/4/2021).

Saat ini, kegiatan lebih banyak ke wisata kuliner, dengan beragam makanan khas Jawa. Mulai dari sego megono, dawet ireng, gudeg, es campursari dan lainnya.

Lihat juga...