Ramadan, Permintaan Lumpia di Semarang Meningkat
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Aneka gorengan menjadi salah satu menu wajib, sebagai hidangan takjil untuk berbuka puasa. Termasuk lumpia, yang dikenal sebagai makanan khas Kota Semarang. Tingginya permintaan lumpia selama bulan Ramadan, turut berimbas pada penjualan rebung atau bambu muda, yang menjadi bahan baku utama isian lumpia.
Hal tersebut diakui Astuti, pedagang rebung di Pasar Gang Baru, Kawasan Pecinan Semarang, saat ditemui di sela berjualan di lokasi tersebut, Selasa (20/4/2021).

“Semenjak bulan Ramadan, permintaan rebung mulai melonjak. Jika hari-hari biasa, bisa menjual 30-40 kilogram per hari, kini bisa naik hingga dua kali lipatnya. Permintaan rebung naik, seiring dengan peningkatan permintaan lumpia,” paparnya.
Dijelaskan, selama Ramadan, banyak konsumen yang mencari lumpia sebagai menu berbuka puasa. Imbasnya, permintaan rebung sebagai bahan baku isian lumpia juga ikut naik.
“Meski permintaan naik, harga rebung masih tetap Rp 17 ribu per kilogram,” terangnya.
Harga tersebut bisa ditekan karena suplai bahan baku rebung, sejauh ini masih lancar atau tanpa kendala. Meski demikian, jelang Lebaran, umumnya harga kebutuhan pokok akan mengalami peningkatan, termasuk juga rebung.
“Biasanya harga naik kalau mendekati Lebaran, menyesuaikan dengan harga kebutuhan pokok yang naik. Tahun kemarin, saat jelang Lebaran, naik jadi Rp 20 ribu per kilogram, kalau tahun ini kemungkinan sama,” terangnya lagi.