Penanaman Akar Wangi, Upaya Kota Semarang Cegah Tanah Longsor

Editor: Makmun Hidayat

Dijelaskan, rumput vetiver ini mampu bertahan hidup di berbagai jenis tanah, sehingga diharapkan dengan penanaman rumput vetiver ini akan membuat tanah tidak kering, lingkungan menjadi semakin hijau, serta mampu menahan erosi.

Sejumlah wilayah yang sudah ditanami rumput vetiver tersebut diantaranya di Padangsari Kecamatan Banyumanik, kemudian menyusul di wilayah Tinjomoyo dan Sukorejo Gunungpati Kota Semarang.

“Saat ini sudah ada sekitar tujuh hektar area yang sudah kita tanami rumput vetiver ini, bekerjasama dengan masyarakat. Targetnya, bisa 100 ribu hektar, apalagi luas Kota Semarang mencapai 372 kilometer persegi. Peta daerah rawan longsor sudah ada, sehingga nanti kita sesuaikan,” tandasnya.

Di satu sisi, rumput vetiver ini juga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan, aroma wangi yang khas dari akar tanaman tersebut, dapat dimanfaatkan untuk bahan campuran sabun hingga parfum.

“Jadi ini juga potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, harga minyak akar wangi bisa sampai jutaan rupiah per kilogramnya. Jadi harapannya, dari sektor lingkungan dapat dimanfaatkan untuk mencegah erosi, sedangkan dari segi ekonomi juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat,” urainya.

Terpisah, hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Jateng, Sudjarwanto Dwiatmoko. “Kita juga merekomendasikan, pemanfaatan rumput vetiver atau akar wangi ini, untuk ditanam di lereng-lereng bukit, sebagai penguatan lereng dan mengurangi risiko longsor atau pergerakan tanah,” jelasnya saat dihubungi Rabu (7/4).

Disampaikan, penanaman rumput vetiver cocok untuk lereng-lereng yang tidak terlalu tinggi. Jika diatas 10 meter, tetap diperlukan tanaman kayu sebagai penahan erosi. “Jadi perlu dikombinasikan, antara rumput vetiver ini dengan tanaman kayu. Keduanya ini akan saling melengkapi sehingga, diharapkan mampu menahan erosi,” tandasnya.

Lihat juga...