Minim Persaingan, Warga Kepanjen Tekuni Ternak Kalkun
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MALANG – Dibandingkan dengan jenis ayam lainnya, ayam kalkun termasuk jenis yang belum banyak diminati peternak walaupun sebenarnya peminat daging kalkun di Malang cukup banyak.
Melihat peluang tersebut salah satu warga Desa Penarukan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Akhmad Rifa’i (53) sejak sepuluh tahun yang lalu telah memulai beternak kalkun dengan berbekal belajar cara ternak dari internet.
“Kalau dulu memang peternak kalkun masih sedikit sehingga persaingan pasarnya tidak seberapa. Tapi sekarang peternak kalkun sudah mulai banyak meskipun memang tidak sebanyak peternak ayam jenis lainnya,” ujar Rifa’i saat ditemui Cendana News di rumahnya, Senin (19/4/2021).
Menurut Rifa’i, kebanyakan dari mereka bibit kalkunnya dibeli darinya.
Disampaikan Rifa’i, perawatan kalkun terbilang sangat mudah dan tidak membutuhkan lahan yang luas untuk beternak asalkan bisa mengatur.

“Untuk breeding, lahan dengan ukuran 2×2 meter itu sudah cukup untuk diisi betina 5 ekor dan jantan 1 ekor. Usia 10 bulan kalkun sudah siap kawin,” terangnya.
Terkait pemberian pakan, Rifa’i mengaku memberikan pakan konsentrat hanya pada saat kalkun berusia satu bulan ke bawah sebagai penambah stamina.
Namun untuk usia kalkun di atas satu bulan, pemberian pakan tidak lagi menggunakan konsentrat melainkan diberi pakan berupa sayur-sayuran seperti bayam termasuk juga eceng gondok yang ditambah dengan bekatul dan nasi aking.
“Kalau pakai konsentrat terus, selain harganya agak mahal, rasa dagingnya juga pasti beda dengan yang hanya diberi pakan sayur-sayuran. Rasa dan tekstur dagingnya lebih enak yang diberi pakan sayuran. Pemberian pakan diberikan dua kali sehari pagi dan sore,” ungkapnya.