Makan Sayur Pahit Tanpa Nasi, Puasa ala Umat Katolik
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Memasuki pekan suci Paskah umat Katolik tetap wajib menjalankan laku mati raga. Kewajiban saat masa Prapaskah disebut Apolonius Basuki diisi dengan pantang, puasa, derma dan sedekah.
Aturan puasa sebut pastor Paroki Ratu Damai Teluk Betung dimaknai boleh makan kenyang sekali dalam sehari. Sementara pantang tidak mengonsumsi makanan, minuman kesenangan yang dipilih.
Secara khusus dalam hal pemilihan makanan menurut Romo Apolonius Basuki bisa ditentukan umat. Ia menyebut secara umum dalam gereja Katolik hari jumat sepanjang tahun dipilih sebagai hari pantang.

Hari puasa dan pantang ditetapkan saat hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Bagi sebagian umat puasa dan pantang bisa menyesuaikan kondisi dan kesepakatan keluarga, komunitas dan pribadi.
Salah satu alternatif yang kerap dipilih oleh umat dengan pemilihan kuliner tertentu. Saat pekan suci jelang Paskah dimaknai sebagai masa berduka, berkabung umat bisa memilih makanan tertentu.
Seperti Yesus yang makan roti tidak beragi tanpa rasa dipadukan dengan sayur pahit menjadi simbol persiapan Paskah. Masa berkabung ini dalam tradisi masih diikuti sebagian umat Katolik.
“Askese atau penyangkalan diri dengan mengonsumsi makanan yang dipandang tidak enak bagi lidah menyesuaikan niat saat pantang dan puasa pada hari Rabu dan Jumat Agung. Diteruskan saat Sabtu Suci,” terang romo Apolonius Basuki secara virtual, Sabtu (3/4/2021).