Konten Digitalisasi Sekolah Harus Interaktif
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Digitalisasi itu menjadi maksimal lepas dari konten yang mana pun. Itu kalau ada interaktif. Karena kunci pembelajaran interaktif adalah seberapa banyak pembelajaran dapat dipahami oleh siswa,” tegas Hary.
Namun demikian kata dia, pembelajaran digitalisasi sekolah ini, pemerintah tidak bisa melepas begitu saja.
“Digitalisasi harus ada konten dan kurasi Dinas Pendidikan (Diknas). Tidak bisa konten dilepas begitu saja bisa amburadul proses pembelajarannya,” imbuhnya.
Founder Indonesia Cyber Security Forum (ICFS), Ardi Sutedja K, menambahkan dunia pendidikan merupakan bidang yang sangat strategis. Karena dari pendidikanlah, aura atau jati diri bangsa itu dimulai.
“Bayangkan kalau dipengaruhi sesuatu yang bisa mengubah tatanan berbangsa. Makanya, saya katakan digitalisasi di berbagai bidang kita jangan hanya lihat manfaatnya, tapi harus lihat risikonya,” ujar Ardi, pada acara yang sama.
Sehingga kata dia, dalam kebijakan digitalisasi sekolah itu harus ada manajemen risiko, melibatkan perguruan tinggi, pendidik, dan pemerhati pendidikan.
Sistem digitalisasi ini jangan hanya sepihak. Apalagi di beberapa negara berkembang. Sehingga Indonesia menjadi sasaran empuk perkembangan teknologi.
“Kita ini impor konten dalam segala hal termasuk untuk pendidikan. Jadi sasaran empuk, karena kita nggak berpikir, tahunya pakai, dan mikirnya belakangan,” ujarnya.
Dalam pembelajaran digitalisasi menurutnya, memang konten menjadi hal penting yang diperhatikan.
“Kontennya itu harus interaktif, karena pendidikan itu bidang yang sangat strategis dan taktis. Di situlah jati diri bangsa kita dimulai,” pungkasnya.