Kampung Rambutan Jaktim Giatkan Produksi Pupuk Kompos

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Kelurahan Kampung Rambutan, menurutnya, akan terus menggalakkan pembuatan pupuk kompos. Sehingga diharapkan warga dapat teredukasi, karena pihak telah memberikan contoh memanfaatkan sampah organik.

Petugas PPSU, Nair menambahkan, sebelum sampah organik dimasukkan ke dalam bak untuk fregmentasi dan diurai dijadikan pupuk kompos. Terlebih dulu sampah itu dihaluskan dengan menggunakan mesin pencacah.

Proses pengolahan sampai ini memakan waktu satu setengah bulan. Yakni pertama, sampah-sampah yang telah dihaluskan, dicampurkan dengan sekam mentah, gedebong pisang yang telah dihaluskan, dan pupuk kandang. Lalu diaduk rata, dan saat pengadukan itu diberi campuran unsur Effective Microorganisms 4 (EM4).

“EM4 ini agar kompos mencapai hasil yang ideal yakni menyerupai tanah. Jadi selain untuk mempercepat proses fermentasi, EM4 berfungsi menghilangkan bau kompos. Juga menjadikan suhu kompos tersebut minimal sekitar 50 hingga 60 derajat celcius,” jelas Nair, kepada Cendana News, Rabu (28/4/2021).

Setelah pupuk kompos jadi, lalu diangkat dan diayak. “Itu pun dua kali pengayakan yang kasar dan halus, agar pupuk komposnya lebih halus diambil sari-sarinya saja,” jelas pria kelahiran Jakarta 1978 ini.

Sekali produksi menghasilkan 120 kilogram pupuk kompos. Sebagian pupuknya digunakan untuk menyuburkan tanah, dan sebagian lagi dijual.

“Kebetulan kan kita kerja sama dengan Tim PKK Kelurahan. Jadi mereka memasarkan ke PKK-PKK RW. Sekali produksi itu sebanyak 120 kilo gram, lalu dikemas plastik dengan isian 4 kilogram. Kita jual itu harganya per kantong plastik itu Rp10.000,” ujarnya.

Lihat juga...