Dirjen Kebudayaan: Gali Nilai-nilai Universal Borobudur
JAKARTA — Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan penetapan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas membuka kesempatan untuk menggali lebih dalam nilai universal yang ada pada situs warisan dunia tersebut.
“Kita tahu ada penetapan Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas di 2019. Jadi memang karena ingin mendapatkan status tersebut maka ada fokus cukup kuat untuk mengembangkan Borobudur sebagai sebuah destinasi,” ujar Hilmar dalam Webinar Pengelolaan Warisan Dunia di Indonesia diakses dari Jakarta, Rabu.
Kondisi itu, menurut dia, tidak masalah tapi justru perlu kemampuan untuk dapat menggali nilai universal yang luar biasa dari sebagai landasan destinasinya yang diperkuat.
“Dan saya kira sangat penting untuk perlu pembedaan antara atraksi dengan destinasi,” ujar Hilmar.
Candi Borobudur yang ada di atas bukit itu adalah atraksi, sama halnya dengan Candi Mendut dan Pawon serta 39 situs lainnya di sekitar Borobudur, yang jika dijahit dengan narasi yang solid akan menjadi bagian dari destinasi.
Dan dalam perencanaan ke depan, di samping mempertahankan kawasan candi sebagai situs warisan dunia yang sangat penting, juga pengelolaannya harus bisa memberi manfaat pada masyarakat luar, ujar dia.
“Prinsip yang mau kita pegang menetapkan narasinya dulu, Borobudur mau dilihat sebagai apa?” katanya.
Terdapat tiga kata kunci di antaranya, distinctive atau berbeda karena merupakan monument Budhis terbesar yang berdiri sendiri, mahakarya dengan menggunakan tidak kurang dari satu juta batu yang bersifat authentic, dan unique.