CIPS: Agar Berdaya Saing Investasi Pertanian Perlu Ditingkatkan

JAKARTA — Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) mendorong peningkatan daya saing pertanian dalam negeri dengan cara peningkatan investasi pertanian yang masih menyimpan banyak potensi untuk dikembangkan untuk mendukung kebutuhan domestik maupun mendukung kebutuhan ekspor.

Kepala Riset CIPS Felippa Ann Amanta dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis, menjelaskan saat ini sektor pertanian masih perlu dilakukan berbagai upaya untuk membantu petani dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.

Menurut dia, masuknya investasi dapat membantu membentuk sektor pertanian yang berdaya tahan dan berkelanjutan melalui pendanaan riset dan pengembangan, teknologi, maupun pengembangan kapasitas sumber daya masyarakat.

Kebijakan pertanian yang inovatif, lanjutnya, idealnya sejalan dengan kebijakan perdagangan untuk meningkatkan daya saing produsen dalam negeri. Felippa mengatakan saat ini ongkos produksi beras di Indonesia 2,5 kali lipat lebih mahal dibanding ongkos produksi beras di Vietnam.

Faktor domestik yang menyebabkan harga tinggi harus diatasi melalui kebijakan seperti peningkatan penelitian dan pengembangan, akses ke input yang lebih murah, dan perbaikan infrastruktur. Upaya ini telah dilakukan selama bertahun-tahun tetapi gagal mencapai efektivitas yang diperlukan.

“Pengesahan UU Cipta Kerja membuka peluang pada peningkatan Foreign Direct Investment (FDI) di sektor pertanian. Adanya peluang untuk meningkatkan investasi di sektor ini diharapkan mampu berdampak positif pada kondisi sektor pertanian di Tanah Air mengingat sektor pertanian merupakan sektor yang tumbuh positif di masa pandemi. Relaksasi ini harus dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah pada sektor pertanian kita dan para pelakunya,” terang Felippa.

Lihat juga...