Bencana Longsor di Lereng Gunung Api di Lembata

Kapal melakukan perjalanan membelah selat Gunung Api Ile Boleng yang terkenal rawan terjadi kecelakaan saat melintasi di area arus Watowoko.

Kesaksian beberapa nelayan menyebutkan, bahwa Watowako adalah pusaran air di permukaan laut yang muncul di antara dua gunung api, Ile Boleng dan Ile Ape.

“Banyak juga korbannya. Kapal disedot ke dalam laut dan tidak ada bekasnya. Karena di dasar itu ada semacam lubang dari Gunung Ile Boleng yang menyedot air laut,” kata warga Adonara Timur, Hamid (41).

Perjalanan darat dari Pelabuhan Lembata sampai ke Kecamatan Ile Ape Timur ditempuh sekitar 1 jam dari pusat kota di Kelurahan Lewoleba Timur.

Permukiman penduduk di tiga desa terdampak bencana berada di lereng bukit kaki Gunung Api Ile Ape, yang tersusun pada struktur konstruksi terasering di sejumlah lereng bukit dekat pantai.

Akses Jalan Trans Lembata di beberapa titik bencana longsor tampak mengalami kerusakan akibat tertimpa batu dan tertutup tanah. Terparah berada di Waimatan.

Tanah longsor mengubur rumah penduduk setebal lebih kurang tiga sampai enam meter di sisi tikungan jalan yang membentuk lembah. Area longsor diperkirakan mencapai luas lapangan bola.

Sebagian material bangunan warga sampai terhempas ke lereng bukit, sebagian besar lainnya tertimbun tanah menyisakan atap dan tembok yang hancur.

Waimatan berada pada dataran yang cukup tinggi, sehingga menjadikan perkampungan penduduk setempat sebagai kawasan desa tadah hujan.

Konstruksi atap rumah didesain menampung curah hujan yang dialirkan menuju ke bak penampungan. Bila dilanda kemarau, warga sekitar mengandalkan air bersih dari olahan laut yang ada di perbatasan kota.

Lihat juga...