UPT DJPB Diminta Jadi Pusat Penyebaran Teknologi Perikanan

Editor: Koko Triarko

“Saya apresiasi dengan BPBL Batam yang telah berhasil dengan inovasi terbarunya, yakni mampu memproduksi massal benih bawal hybrid, dan saya setuju nantinya benih bawal bintang hybrid ini diberi nama Bawal Sakti,” tegasnya.

KKP akan mengupayakan  keberadaan unit pelaksana teknis (UPT) di berbagai daerah, agar menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara. Karena produktivitas UPT tidak sebatas pelayanan, tapi juga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara.

Menurut Trenggono, perlunya inovasi teknologi UPT DJPB seperti mengembangkan benih unggul sebagai basis untuk meningkatkan produksi budi daya berbagai komoditas sektor kelautan dan perikanan. Dan, benih unggul yang diharapkan adalah benih dengan pertumbuhan yang cepat, adaptif lingkungan, serta nantinya dapat meningkatkan produksi secara signifikan.

Penemuan bawal bintang hybrid ini ditargetkan bisa dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia, apalagi di Kepulauan Riau (Kepri) ini memiliki laut yang lebih luas dibandingkan daratan, dan Kepri  sangat dekat dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia serta memiliki potensi yang sangat besar di sektor perikanan laut, seperti halnya bawal bintang.

“Permintaan bawal bintang dari kedua negara tetangga tersebut cukup tinggi. Dengan keanugerahan potensi budi daya laut yang luar biasa di Kepri, mari kita semua bersama-sama berkomitmen membangun lebih optimal lagi untuk sektor perikanan budi daya di wilayah ini,”  papar Menteri Trenggono.

Seperti diketahui, BPBL Batam telah berhasil memproduksi sekitar 200 ribu ekor benih bawal hybrid pada 2020, untuk memenuhi permintaan benih di Provinsi Kepri dan sekitarnya.

Lihat juga...