Studi Tentang Diet Berbasis Gen Masih Terbatas

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Besarnya keinginan manusia untuk sehat dan tampil sempurna, mendorong penelitian biomolekuler memasuki ranah pengaruh asupan makanan dalam menurunkan berat badan. Hasilnya adalah nutritional genomics atau yang lebih sering disebut diet berbasis gen.

Ahli Gizi, Rio Jati Kusuma, SGz, M.Sc, menyatakan, faktanya penurunan berat badan adalah suatu hal yang unik, seunik tubuh manusia itu sendiri. Hingga akhirnya muncul yang disebut sebagai nutritional genomics.

Nutritional genomics ini adalah cabang ilmu yang mempelajari interaksi antar gen, makanan dan lingkungan. Karena setelah dilakukan berbagai penelitian, ternyata ditemukan setiap tubuh manusia, yang artinya berbeda tiap manusia, memiliki respons berbeda pada terapi yang diberikan pada tubuhnya,” kata Rio dalam webinar diet kontroversial, Jumat (19/3/2021).

Ahli Gizi Rio Jati Kusuma, SGz, M.Sc,, menjelaskan tentang nutritional genomics, teknik diet yang berbasis gen dalam webinar diet kontroversial, Jumat (19/3/2021). –Foto: Ranny Supusepa

Sebagai contoh, FTO (red: salah satu bagian tubuh yang mempengaruhi berat badan) pada urutan gen Rs9939609 alel A diberi tindakan terapi diet tinggi PUFA, yaitu 7 gram omega6 dan 2 gram omega3 per hari dengan intake kalori 1.500 berkomposisi 35 persen lipid, 45 persen karbo dan 20 persen protein, menunjukkan penurunan signifikan pada berat badan.

“Berbeda dengan FTO pada urutan gen Rs1558902 alel A, penurunan signifikan berat badan baru terlihat jika dilakukan terapi diet rendah lemak 20 persen dan pengurangan kalori hingga 750 kkal dari TEE,” papar dosen muda Prodi Gizi Kesehatan, Universitas Gadjah Mada ini.

Lihat juga...