Pembelajaran Daring di Jember Jadi Beban Orang Tua

Editor: Koko Triarko

JEMBER – Masalah klasik dalam proses belajar daring di Jember, seperti ketiadaan fasilitas yang mendukung, masih sering terjadi. Selain itu, pembejaran daring juga memberikan beban tambahan bagi orang tua, yang setiap hari harus bekerja mencukupi kebutuhan.

Tri Winarti, salah satu wali murid, warga Sumbersari, Jember, menyatakan tuntutan bagi murid untuk mengikuti sekolah secara online dirasa makin membuatnya kesusahan. Minimnya fasilitas yang ada, membuat aktivitas sekolah anak yang harus dilakukan, tertinggal.

“Tidak semua dari anak saya memiliki telepon yang dapat digunakan untuk sekolah online. Telepon yang ada hanya satu, terpaksa harus bergantian dalam penggunaannya,” ujar Tri Winarti, warga di kawasan Sumberdana, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Jember, Rabu(18/3/2021).

Febryani Aulia, saat ditemui di rumahnya di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Jember, Kamis (25/3/2201).-Foto: Iwan Feriyanto

Memiliki fasilitas yang terbatas, membuatnya terkendala selama mengikuti kelas sekolah online. “Guru dari masing-masing anak saya sebenarnya sudah tahu kalau fasilitas yang ada terbatas, dan tidak dijadikan masalah. Selama hampir satu tahun, untuk melaksanakan pembelajaran online saling bergantian,” ucapnya.

Tri Winarti menambahakan, bahwa aktivitas selama pembelajaran via daring menyita banyak waktu bagi dirinya. Ia mengaku dituntut untuk segera menyelesaikan pekerjaan yang dijalaninya.

“Profesi saya setiap harinya sebagai tukang cuci laundry, tentu makin sempit dan terbatas waktu luangnya. Karena ada tuntuntan untuk segera menyelesaikan cucian milik orang lain,” tandasnya.

Lihat juga...