Pelestarian Ikan Lokal Endemik yang Kian Langka

Editor: Makmun Hidayat

“Seperti ikan cethol atau gupy yang banyak ditemukan di sungai atau selokan itu, sebenarnya itu bukan ikan asli Indonesia. Karena merupakan ikan asing yang dulu dilepaskan untuk mengatasi penyakit demam berdarah. Agar memakan jentik-jentik. Namun karena perkembangannya tidak terkendali akhirnya menyebar luas. Sementara ikan gupy lokal asli Indonesia sendiri saat ini justru langka,” katanya.

Contoh lain yang juga terjadi, dikatakan Suryanto adalah rusaknya ekosistem perairan Waduk Sermo, Kulon Progo, yang saat ini justru didominasi ikan asing red devils. Sementara ikan lokal seperti wader, gabus, derbang, betik, lele lokal dan sebagainya justru semakin langka karena kalah bersaing dengan ikan asing seperti red devils yang sengaja dilepasliarkan oleh masyarakat.

“Di sini anak-anak kita ajarkan mengenal dan membedakan ikan lokal maupun ikan asing. Selain itu mereka juga kita ajak belajar mengenal ekosistem ikan-ikan tersebut. Sehingga diharapkan mereka memiliki kesadaran untuk menjaga ekosistem di sekitar tempat tinggal masing-masing, dengan tidak melepaskan jenis ikan tertentu ke tempat yang tidak semestinya,” katanya.

Bekerja sama dengan komunitas pelestari ikan lokal, Wild Water Indonesia, Suryanto juga aktif melakukan kegiatan pelestarian, mulai dari survei dan melakukan pemetaan kondisi suatu ekosistem, mengambil sampel ikan lokal untuk dibudidayakan hingga melepasliarkan ikan lokal hasil budidaya/penangkaran ke alam.

“Ada banyak ikan lokal yang coba kita pelihara dan tangkarkan di sini. Beberapa sudah berhasil, seperti misalnya ikan wader. Dan sudah kita realese atau lepasliarkan kembali ke alam. Namun ada juga yang belum berhasil, karena memang tingkat kesulitannya tinggi,” ungkapnya.

Lihat juga...