Hobi Membaca Tingkatkan Kompetensi Anak
Editor: Koko Triarko
Ia menyatakan, bahwa masalah Indonesia adalah rendahnya literasi yang diakibatkan oleh rendahnya budaya baca. Karena selama ini Indonesia hanya sibuk dengan sisi hilir saja.
“Yang dibahas hanya rendahnya daya saing, rendahnya indeks pembangunan manusia, rendahnya inovasi, rendahnya pendapatan per kapita, rendahnya rasio gini dan rendahnya indeks kebahagiaan. Tapi, tidak ada yang membahas sisi hulunya,” ujarnya, tegas.
Sisi hulu ini adalah peran negara, peran akademisi perguruan tinggi, peran penulis buku dalam menghadirkan karya sesuai kebutuhan masyarakat, para penerbit dalam menyediakan buku, para penyadur dalam mengalihbahasakan buku, regulasi distribusi bahan bacaan untuk memperkecil ketimpangan antar wilayah dan masalah anggaran belanja buku yang terbatas.
“Rasio jumlah penduduk dengan jumlah buku bacaan Indonesia hanya 0.09. Artinya, satu buku ditunggu oleh 90 orang tiap tahunnya. Ini persoalan utamanya. Jadi, bagaimana kita menyelesaikannya? Dengan berpatokan pada negara maju, setiap tahunnya ada 15-20 buku baru per orang,” ujarnya lebih lanjut.
Syarif mengemukakan, sebelum bicara tentang sisi hilir, yaitu bagaimana daya saing seseorang di era digital saat ini, yang perlu adalah membenahi sisi hulunya.
“Mau anak minat baca? Pastikan ada bacaan untuk mereka. Mereka tahu di mana untuk mencarinya. Bagaimana mereka suka baca kalau orang di sekitarnya tidak mendukung mereka untuk suka baca. Ini PR untuk kita semua,” pungkasnya.