Tumis Pucuk Labu Kuning, Sayur Favorit Saat Musim Hujan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Saat musim penghujan, hampir semua petani di Kabupaten Sikka dan wilayah lainnya di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu menanam labu kuning di kebunnya.
Selain untuk dikonsumsi sendiri, labu kuning diambil bagian tunasnya sepanjang sekitar 30 sentimeter untuk dijual di pasar-pasar tradisional termasuk di Kota Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka.
“Saat musim hujan, daun labu kuning pasti banyak dijual pedagang di pasar tradisional,” sebut Lusia Geak, salah seorang penjual sayur di Pasar Tingkat di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT saat ditemui, Sabtu (6/2/2021).
Lusia menyebutkan, sayur pucuk labu kuning ini biasanya dijual 3 ikat sampai 5 ikat seharga Rp5 ribu di mana satu ikatnya berisi sekitar 5 buah pucuk labu kuning.
Dia katakan, sayur labu pucuk labu kuning ini pun biasanya dijual bersamaan dengan buah labu kuning yang masih muda, sebab banyak warga yang biasa mencampur dengan pucuk labu saat dimasak.
“Sayur ini sejak dahulu selalu dikonsumsi masyarakat terutama saat musim hujan, karena mudah tumbuh di halaman rumah termasuk di kebun warga. Cara memasaknya pun mudah dengan bumbu yang juga mudah didapat,” ucapnya.
Warga kelurahan Wairotang, Maria W. Parera menyebutkan, untuk membuat sayur pucuk labu kuning pertama-tama harus dibersihkan terlebih dahulu bulu halus di batangnya.

Maria menjelaskan, cara membersihkannya menggunakan tangan dengan menariknya dari pangkal batang hingga semua batang dan daun telah bersih dari bulu halus.