Tanam Beragam Pohon, Solusi Warga Pesisir Lamsel Cegah Abrasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Kesadaran warga menanam beragam pohon sebutnya, memiliki multi manfaat. Jenis pohon kelapa dalam yang berusia puluhan tahun menghasilkan buah, daun, serta peneduh. Jenis tanaman ketapang, waru, kemiri memiliki fungsi meneduhkan permukiman. Perakaran tunjang sejumlah pohon mampu menahan laju abrasi.

Saat angin kencang pepohonan itu jadi benteng alami dan sabuk hijau (green belt). Sejumlah pohon yang tumbuh secara alami dan ditanam sebut Hendra membentang di pantai Pedada.

Jenis tanaman mangrove pedada atau pidada tumbuh di sepanjang muara sungai. Tanpa pepohonan tersebut dampak abrasi bisa merusak kawasan pantai. Namun sebagian bisa diredam berkat bertahannya sejumlah tanaman.

“Pemasangan ban bekas, kayu sebagai tonggak sempat rusak namun akan kami ganti yang baru cegah abrasi makin parah,” cetusnya.

Suksesi alami dengan adanya penanaman pohon sebut Hendra berlangsung puluhan tahun. Semula bibir pantai berjarak lima meter dari permukiman.

Berkat keberadaan pohon pencegah abrasi, hamparan pasir bertambah luas. Meski demikian pada sejumlah titik yang tidak diberi tanaman gerusan ombak merusak pondasi bangunan. Pembuatan tonggak kayu, bambu dibangun warga cegah kerusakan bangunan.

Menjaga lingkungan pantai terhindar dari abrasi juga dilakukan warga Desa Kelawi, Bakauheni. Diterjang tsunami Gunung Anak Krakatau, 22 Desember 2018 suksesi alami dibantu penanaman pohon.

Saiman Alex, warga sekaligus Ketua Pokdarwis Minangrua Bahari menyebut, pohon tepi pantai membantu cegah abrasi. Ketapang, kelapa, pandan laut, kemiri laut dan waru laut sengaja ditanam berjajar.

Penanaman pohon tepi pantai digencarkan, Saiman Alex, Ketua Pokdarwis Minang Rua Bahari melakukan pemeliharaan tanaman tepi pantai mininalisir abrasi, Rabu (24/2/2021) – Foto: Henk Widi
Lihat juga...