Simbol Keberuntungan, Jeruk Diburu Warga Jelang Imlek di Bandar Lampung
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Simbol keberuntungan bagi etnis Tionghoa, buah jeruk diburu untuk pelengkap Imlek. Haryati, pedagang buah di pasar Gudang Lelang, Teluk Betung, Bandar Lampung menyebut permintaan buah meningkat sejak sepekan terakhir. Jeruk paling dicari jenis mandarin atau kimkit.
Haryati berjualan buah sejak lima tahun silam menyebutkan, jelang Imlek, permintaan selalu melonjak. Bagi sebagian masyarakat kota Teluk Betung yang mayoritas etnis Tionghoa buah jeruk paling banyak dicari. Buah tersebut menurut penuturannya kerap dicari karena menjadi lambang keharmonisan, kekayaan, keberuntungan.
Stok sebanyak satu kuintal perhari sebut Haryati selalu habis untuk jenis jeruk kimkit. Harga buah jeruk tersebut dijual mulai harga Rp50.000 hingga Rp70.000 perkilogram.
“Permintaan buah segar sebagian dipergunakan untuk sesaji saat sembahyang di rumah kepada leluhur, vihara dan sebagai hidangan bagi sanak keluarganya dengan tujuan pemberi buah tersebut mendapat rejeki. Bagi kami pedagang buah menjadi rejeki karena penjualan meningkat dibanding hari biasa,” terang Haryati saat ditemui Cendana News, Kamis (11/2/2021).
Jeruk kimkit yang dijual, sebut Haryati, dominan merupakan buah impor yang diperoleh dari distributor.
Sulaiman, pedagang buah menyebut hanya menyediakan jeruk bali, delima. Kedua jenis tersebut terbilang langka namun kerap dicari. Satu buah jeruk bali dijual mulai Rp30.000 dan delima Rp25.000 per kilogram. Jeruk yang dalam bahasa Tionghoa berbunyi “ju” dan mirip dengan bunyi kata keberuntungan yakni “ji”. Buah tersebut dalam budaya etnis Tionghoa dipakai dalam acara penting.
“Buah buahan yang mengandung banyak biji berbentuk bulat menjadi lambang kebulatan tekat, keutuhan terutama dalam keluarga,” bebernya.