Sempat Terserang Hama Ulat Grayak, Jagung di Sikka Mulai Berbuah
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
MAUMERE — Tanaman jagung petani di Desa Langir, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) di beberapa lahan yang terserang hama ulat grayak mengalami gagal panen.

Namun jumlah luas lahan yang mengalami gagal panen sangat sedikit sekali dari total luas lahan milik petani dan sebagian besar terserang hama ulat grayak akibat terlambat tanam.
“Tanaman jagung saya sempat terserang hama ulat grayak ada sekitar seperempat bagian dari total luas lahan sekitar setengah hektare,” sebut petani jagung di Dusun Sari, Desa Langir, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT, Maria Culdensia saat ditemui Cendana News di kebunnya, Senin (1/2/2021).
Maria menyebutkan, jagung ditanam sejak bulan Desember 2020 sehingga baru berumur 2 bulan lebih namun jagung yang terserang hama pertumbuhannya lebih lambat dan saat tidak ada hujan timbul hama ulat grayak.
Dia katakan, hama ulat grayak menyerang saat tanaman padi berumur sekitar 2 minggu dan memakan pucuk tanaman jagung sehingga ada yang tidak berbuah dan mengalami gagal panen atau puso.
“Kondisi tahun ini jauh lebih baik dengan musim tanam tahun 2019/2020 dimana saya hanya mendapatkan hasil panen 200 tongkol jagung saja untuk disimpan jadi bibit tahun ini. Meskipun bulirnya kecil tapi saya simpan buat bibit karena tidak ada bibit lagi,” ujarnya.
Maria mengaku menjadi anggota Gapoktan Edelweis namun sejak beberapa tahun ini tidak mendapatkan bantuan pupuk urea dan pupuk buah yang biasa diberikan masing-masing 50 kilogram per anggotanya.