Perlu Peran Aktif Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Longsor

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Bencana longsor yang terjadi di beberapa daerah Indonesia, menunjukkan pentingnya mitigasi bencana longsor oleh semua pihak. Bukan hanya pemerintah sebagai pemegang kebijakan pembangunan, tapi juga peran aktif masyarakat dalam melakukan pantauan dan awareness pada kondisi daerahnya.

Peneliti Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Hendy Setiawan, ST, M.Eng, PhD, menyebutkan ada tiga faktor yang mempengaruhi bencana longsor dan bencana ikutannya. Jika tidak bisa mencegah bencananya maka bisa mengurangi exposure-nya dengan melakukan mitigasi bencana. Baik dengan kebijakan yang berbasis pada penelitian dan peran aktif masyarakat dalam membangun awareness pada daerahnya.

Ia memaparkan tiga aspek longsor, yaitu faktor antecedent (faktor pendahulu), faktor pengontrol dan faktor pemicu utama.

“Faktor pendahulu dan faktor pengontrol ini adalah apa yang ada di alam. Apakah itu kondisi alam seperti hujan atau gempa. Serta kondisi geografi dan geologi suatu daerah,” urai Hendy dalam serial edukasi online bencana geologi, Rabu (17/2/2021).

Tapi yang lebih penting adalah faktor pemicu utamanya. Yaitu, hujan intensitas tinggi, berdurasi lama dan kontinyu, getaran gempa bumi yang bermagnitude lebih dari 4, kombinasi hujan dan gempa bumi serta aktivitas manusia.

“Sebagai contoh, kasus terbaru adalah longsor yang terjadi di Cimanggung Sumedang dimana tercatat 42 korban jiwa, 9 hilang, 29 rumah rusak dan ratusan orang harus mengungsi,” kata Hendy.

Jika dilihat dari sisi atas, terlihat memang ada pemukiman padat, walaupun belum teridentifikasi apakah itu perumahan atau pemukiman berkembang, yang menyebabkan air hujan yang turun ke permukaan tanah tidak serta merta terdistribusi dengan simultan hingga membentuk lintasan air.

Lihat juga...