Kombinasi Limbah Kelapa dan Akar Wangi, Cegah Longsor
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Degradasi atau penurunan kualitas lahan kerap terjadi karena pemanfaatan lingkungan yang berlebihan. Minimalisir degradasi lahan terutama pada lahan miring, kombinasi limbah produk turunan kelapa dan akar wangi bisa jadi alternatif.
Agung Sutejo, koordinator pekerja di Pusat Persemaian Permanen menyebut fungsi limbah turunan kelapa cukup efektif.
Penggunaan langsung sebut Agung Sutejo bisa dilakukan pada bentuk sabut atau kulit luar kelapa. Pemanfaatan produk kedua dilakukan pada jenis serabut sabut kelapa (cocofiber) serta serbuk sabut kelapa (cocopeat).
Semula tiga produk turunan kelapa itu dibuang sebagai limbah. Namun degradasi lahan bisa diminimalisir dengan pemanfaatan ketiga jenis produk turunan untuk mencegah longsor.
Pengaplikasian langsung sebut Agung Sutejo dilakukan pada area pusat persemaian permanen. Lokasi penyemaian bibit milik Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung (BPDASWSS) itu memiliki embung.
Embung penampung air yang rentan longsor diberi penahan pada tepinya memakai serabut sabut kelapa. Media tanam serbuk kelapa dipakai sebagai penyubur tanaman.
“Kombinasi pemanfaatan limbah produk turunan pengolahan hasil buah kelapa tentunya telah dilakukan petani sejak lama. Namun dalam upaya konservasi lingkungan, efektif dalam pencegahan longsor di bantaran sungai, embung dan lahan miring perbukitan dengan akar wangi, tanaman serai dan juga pohon konservasi,” terang Agung Sutejo saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (7/7/2021).
Sebagai lembaga yang berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Agung Sutejo menyebut Persemaian Permanen jadi percontohan.