Minat Bertani Masyarakat Semarang Meningkat Kala Pandemi
Editor: Koko Triarko
Selain itu, Dispertan Kota Semarang juga ada kegiatan diskusi Kobar Tani atau Kongkow Bareng Petani, yang disiarkan secara online setiap Jumat petang.
“Dalam acara itu dibahas berbagai tema, seperti kartu tani, beragam budi daya pertanian hingga peternakan. Harapannya, pengetahuan masyarakat yang menonton bisa makin meningkat, sekaligus mendorong minat mereka untuk bertani atau beternak,” tambahnya.
Tingginya masyarakat akan menanam juga berimbas pada tren tanaman hias. Hal tersebut juga mendorong Dispertan Kota Semarang memunculkan Kampoeng Flora, yang terbentuk pada Oktober 2020, lalu.
“Jadi, pandemi ini jangan dihadapi dengan berkecil hati. Semangat terus digelorakan, sehingga memunculkan pengembangan baru, termasuk tanaman hias, hingga muncul Kampoeng Flora ini,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Kampoeng Flora Semarang, Eko Susanto. Dijelaskan, kampung yang mayoritas masyarakatnya berjualan tanaman hias tersebut sudah ada sejak lama, namun memang belum dikenal sebagai Kampoeng Flora.
“Meningkatnya minat masyarakat akan tanaman hias, mendorong kita yang diinisiasi Dispertan Kota Semarang untuk memunculkan nama Kampoeng Flora. Lokasinya di Sumbersari, Wonolopo, Mijen, Semarang,” jelasnya.
Diakuinya, saat pandem ini minat masyarakat untuk bertanam tanaman hias juga meningkat. Mulai dari aglonema, monstera,hingga tanaman lainnya yang sudah umum.
“Ke depan, kita juga berharap Kampoeng Flora ini juga tidak hanya menyediakan beragam tanaman hias, namun juga akan kita dorong untuk menjadi kampung wisata. Masyarakat bisa jalan-jalan, tidak hanya untuk mencari tanaman hias,” pungkasnya.