Minat Bertani Masyarakat Semarang Meningkat Kala Pandemi

Editor: Koko Triarko

SEMARANG – Pandemi Covid-19 membuat masyarakat banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga membutuhkan kegiatan untuk mengisi waktu. Hal tersebut mendorong tren pertanian di Semarang, meningkat.

“Sektor pertanian sedikit terdampak pandemi, bahkan justru produktivitas yang dihasilkan para petani di Semarang meningkat. Selain itu, minat masyarakat secara individu untuk bertani atau menanam di rumah juga meningkat,” papar Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, dalam kegiatan Ngobrol Bareng (Ngobras) Beternak dan Bercocok Tanam, yang digelar daring di Semarang, Senin (8/2/2021).

Melalui urban farming, masyarakat di Kota Semarang mulai gemar bercocok tanam di rumah. Selain mudah, juga tidak membutuhkan lahan yang luas serta bisa dilakukan di mana saja.

Ketua Kampoeng Flora Semarang, Eko Susanto, menjelaskan minat masyarakat terkait tanaman hias juga meningkat selama pandemi, dalam Ngobras Beternak dan Bercocok Tanam, yang digelar secara daring di Semarang, Senin (8/2/2021). –Foto: Arixc Ardana

“Ini mungkin sisi positif dari pandemi, karena turut mendorong peningkatan minat masyarakat untuk bertani, berkebun, beternak juga, demi memenuhi kebutuhan keluarga,” lanjutnya.

Di sisi yang lain, Dispertan Kota Semarang juga mendorong peningkatan wawasan masyarakat umum, terkait pertanian atau peternakan. Salah satunya, melalui pelatihan-pelatihan yang digelar hingga diskusi terkait hal tersebut.

“Kita ada fasilitas Urban Farming Corner (UFC), yang terletak di Jalan Menteri Supeno Semarang, yang menjadi tempat pelatihan bagi masyarakat. Kita lakukan pelatihan setiap hari Sabtu, ada beragam tema. Misalnya, menanam dengan cara organik, atau hidroponik, budikdamber. Pokoknya terkait pertanian perkotaan,” lanjutnya.

Lihat juga...