Kaya Manfaat, Warga Bunulrejo Budi Daya Bunga Telang

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Tidak pernah pakai pupuk kimia yang aneh-aneh. Semua tanaman biasanya saya berikan kompos atau humus bambu karena di sekitar rumah banyak tanaman bambu,” akunya.

Selain itu, Dadik juga mengaku kerap melakukan pemangkasan tanaman di usia 4-5 bulan untuk memacu pertumbuhan bunga. Namun jika pemilik tanaman tidak berani memangkas sampai habis karena takut tidak tumbuh lagi, maka cukup dikurangi saja sulur-sulurnya. Karena dari satu tangkai bisa banyak sekali keluar sulur-sulur.

Kalau sudah terlalu banyak sulur, nanti kecenderungannya ukuran bunga akan menjadi semakin kecil dan semakin sedikit jumlahnya karena nutrisinya terbagi.

“Jadi kalau kebanyakan sulur seperti itu saya sarankan pada usia lima bulan tanaman dipangkas dan dikurangi sulurnya. Memang saat awal-awal dipangkas nanti otomatis tidak akan berbunga. Tapi nanti setelah satu bulan, tanaman Telang akan kembali berbunga lebih lebat,” terangnya.

Selanjutnya, jika ingin mendapatkan bijinya, maka bunga yang ada di pohon jangan dipanen. Karena bunga Telang jika dibiarkan kering di pohonnya dan tidak diambil, dia akan menjadi polong. Biarkan polong tersebut tumbuh sampai besar dan kering di pohon.

Begitu nanti sudah berwarna coklat kering, polong sudah bisa dipanen. Setelah dipanen polongnya kemudian dipecah untuk mendapatkan biji. Selanjutnya biji dijemur 1-2 hari dan sudah siap menjadi benih atau biji yang siap untuk ditanam.

“Bunga Telang ini mekarnya hanya satu hari. Kalau dibiarkan saja di pohon, besoknya sudah kuncup lagi. Kemudian hari ketiga bunga menjadi kering dan di hari keenam sudah mulai tumbuh polong kecil. Biarkan saja polong tersebut selama satu bulan, setelah itu sudah bisa dipanen bijinya. Kalau saya dulu awalnya beli bijinya dari petani di Bogor karena dulu di sini tidak ada. Tapi sekarang sudah mulai banyak yang jual bibit tanaman Telang yang sudah keluar bunga,” tandasnya.

Lihat juga...