Faktor Cuaca Pengaruhi Produktivitas Telur Budi Daya Magot

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Tingginya curah hujan yang terjadi sejak beberapa waktu terakhir, ternyata berpengaruh terhadap produktivitas telur dalam proses budi daya magot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF).

Hal tersebut diungkapkan seorang pembudidaya magot asal Dusun Krembangan I, Krembangan, Panjatan, Kulonprogo, Nanda Eka Saputra (25).

Seorang pembudi daya magot asal Dusun Krembangan I, Krembangan, Panjatan, Kulonprogo, Nanda Eka Saputra (25), saat ditemui Cendana News, Senin (22/2/2021) – Foto: Jatmika H Kusmargana

Pemuda yang mulai membudidayakan magot sejak 6 bulan terakhir ini, menyebut kondisi cuaca mendung disertai hujan ternyata membuat tingkat produktivitas telur magot yang dihasilkan lalat BSF tidak maksimal.

Bahkan berdasarkan pantauannya tingkat produktivitasnya dapat menurun drastis hingga 50 persen lebih.

“Setelah saya amati, jika cuaca sedang mendung atau hujan, tingkat produktivitas telur magot ternyata tidak maksimal. Jika biasanya saat cuaca cerah bisa dihasilkan telur sebanyak 20 gram, maka saat mendung atau hujan telur yang dihasilkan berkurang menjadi hanya sekitar 10-12 gram per hari saja,” ungkapnya, Senin (22/2/2021).

Meski belum mengetahui secara pasti penyebab penurunan produktivitas telur magot saat cuaca mendung tersebut, Nanda mengaku melakukan antisipasi dengan menjaga kondisi kandang agar tidak terlalu lembap. Baik itu kandang pembesaran magot maupun kandang tempat bertelur lalat BSF.

“Saya biasanya menjaga tingkat kelembapan tempat budi daya agar stabil. Tidak terlalu basah tapi juga tidak kering. Biasanya saya berikan media berupa serbuk gergaji kayu. Tanpa disemprotkan air sama sekali. Sementara untuk kandang tempat bertelur, atapnya saya buat dari bahan seng plastik. Sehingga bisa tembus sinar matahari,” katanya.

Lihat juga...