Hiking, Alternatif Olahraga Alam untuk Jaga Kebugaran
Editor: Makmun Hidayat
Hiking yang dilalui sebutnya bisa mencapai 2 kilometer. Alat pencatat langkah kaki berbasis aplikasi sekaligus memudahkannya untuk mengecek jumlah langkah yang dilakukan. Perjalanan ke satu titik tujuan Cecakhah Way Pekhos menjadi olahraga yang beragam. Sebab sesampainya di lokasi ia bisa berendam dengan suhu air dingin, berenang untuk kebugaran tubuh.
Saefuddin Djamilus, warga penyuka hiking menyebut udara segar pegunungan jadi bonus saat olahraga luar ruangan. Salah satu ASN di pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan ini bilang medan yang alami melatih fisik. Kontur bebatuan, menanjak, landai melatih otot tubuh. Ia juga menyebut udara segar tanpa sinar matahari terik ikut menjaga stamina tubuh.
“Hiking di bawah rerimbunan pohon menjaga fisik tetap stabil namun tetap harus mengatur ritme langkah kaki,” bebernya.
Hiking bersama komunitas pecinta olahraga luar ruangan sebut Saefuddin Djamilus tetap menerapkan protokol kesehatan. Berada di alam bebas meski tidak memakai masker ia tetap menjaga jarak dengan rekan lain. Titik istirahat yang disepakati menjadi cara untuk menyamakan ritme fisik. Sebab setiap orang memiliki kekuatan fisik yang berbeda sehingga butuh waktu istirahat.
Rido Imanuloh, ketua Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) menyebut rute hiking telah disempurnakan. Akses untuk olahraga hiking di Cecakhah Way Pekhos diberi pembatas bambu. Pegangan bambu membantu langkah kaki penghobi hiking. Fasilitas olahraga lintas alam sebutnya sekaligus jadi cara pengelolaan hutan desa sekaligus kegiatan rekreatif.
Pada sejumlah ceruk aliran Cecakhah Way Pekhos, terapi mandi air dingin jadi cara untuk menjaga ketahanan fisik. Mandi pada air yang masih jernih dan alami bisa dilakukan sembari berenang. Setelah istirahat, menghilangkan keringat, berendam jadi aktivitas relaksasi yang menyenangkan. Hiking sebutnya jadi alternatif yang bisa dilakukan agar fisik tetap sehat kala pandemi.