Atasi Kesulitan Pemasangan APO di Tengah Terjangan Gelombang
Editor: Makmun Hidayat
SEMARANG — Alat pemecah ombak (APO) bambu, menjadi pilihan warga Tambaklorok Kota Semarang, dalam mengatasi persoalan abrasi akibat air laut. APO tersebut untuk menggantikan talud penahan gelombang, yang sudah ambrol diterjang ombak tinggi pada Desember 2020 lalu.
Namun, untuk memasang APO bukan perkara yang mudah. Terlebih angin barat tidak berhenti bertiup, yang mengakibatkan gelombang datang silih berganti. Kerap kali, gelombang yang cukup kuat, datang menerjang saat proses mengerjakan APO tersebut.
Termasuk alat berat yang digunakan untuk membantu memasang bambu sebagai APO, kerap kali tergeser posisinya karena kuatnya gelombang yang datang. Lalu bagaimana dengan para warga Tambaklorok yang ikut bekerja?
“Wah jangan tanya, saya sudah berkali-kali minum air laut. Apalagi sekarang ini kondisi cuaca masih belum bagus, angin masih bertiup kencang, jadi gelombang juga cukup tinggi,” papar Kastoni, salah seorang pekerja sekaligus warga Tambaklorok, saat ditemui di sela pemasangan APO di wilayah tersebut, Rabu (3/2/2021).

Bersama warga lainnya, mereka bergotong royong membangun APO tersebut. Tingginya intensitas gelombang laut, tidak menyurutkan niat mereka untuk segera membangun pemecah ombak tersebut.
“Rumah saya termasuk salah satu yang rusak, saat terkena gelombang pada Desember 2020 lalu, karena talud penahan gelombang sudah ambrol, akhirnya ombak tinggi yang datang langsung menghantam rumah saya dan ikut rusak, bersama rumah warga yang lain,” lanjutnya.