Atasi Abrasi, APO Bambu Dipasang di Tambaklorok
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
SEMARANG – Suharto bisa sedikit bernapas lega, abrasi akibat gelombang laut yang menghantam pondasi rumahnya, diharapkan bisa segera teratasi. Harapan tersebut disampaikan, seiring proses pemasangan alat pemecah ombak (APO) yang sudah dimulai.
“Harapannya, APO sementara ini bisa untuk mengatasi abrasi yang masih terjadi akibat gelombang tinggi. Sebelumnya sudah ada talud penahan gelombang, namun talud tersebut ambrol sejak pertengahan Desember 2020 lalu,” paparnya, saat ditemui di kampung nelayan Tambaklorok Kota Semarang, Rabu (3/2/2021).
Sebelumnya, dirinya selalu was-was setiap hari, khawatir pondasi rumahnya tidak kuat menahan beban, akibat abrasi dari hantaman gelombang.
“Angin barat yang bertiup pada tahun ini lebih kencang, dibanding sebelumnya, akibatnya gelombang tinggi terjadi terus menerus. Ditambah talud penahan gelombang juga sudah rusak, akibatnya ancaman abrasi semakin tinggi,” terangnya.
Apa yang dirasakan Suharto, juga dirasakan warga Tambaklorok lainnya, Sutrimo. Rumah yang selama ini ditinggali, juga rusak terkena abrasi gelombang, hingga tinggal menyisakan separuh bagian.
“Karena pembangunan talud saat ini tidak memungkinkan, untuk sementara kita gunakan APO dari bambu. Mudah-mudahan bisa mengatasi persoalan abrasi akibat gelombang tinggi ini,” papar pria yang juga Ketua RT 01/ RW 15 Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas tersebut.
Sementara, dalam proses pemasangan APO sementara, ada sekitar 1.500 batang bambu digunakan. Bambu-bambu tersebut dipasang berderet kanan kiri, sepanjang 200 meter dengan jarak per bambu sekitar 50 sentimeter.
“Batang bambu ini panjangnya 6 meter. Kita tancapkan dalam pasir, kira-kira sedalam 4 meter, sehingga di permukaan hanya menyisakan 2 meter. Pemasangan di masing-masing sisi, dengan jarak antara sisi kanan kiri sekitar 4 meter. Nanti, di bagian tengah ini kita isi dengan karung berisi tanah,” terang warga Tambaklorok lainnya, Mustarom.