32 Hektare Lahan Sawah di Sikka Rusak Akibat Banjir

Editor: Makmun Hidayat

MAUMERE — Banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan areal persawahan seluas 32,25 hektare di Kecamatan Mego, Paga dan Magepanda mengalami kerusakan parah dan puso atau gagal panen.

Banjir bandang tersebut, terjadi sebanyak 2 kali pada Minggu (17/1/2021) dan Senin (8/2/2021).

“Sawah yang mengalami kerusakan parah terdapat di Kecamatan Magepanda, seluas 17,5 hektare,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Kristianus Amstrong saat ditemui Cendana News di kantornya di Kota Maumere, Senin (15/2/2021).

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Sikka, Kristianus Amstrong saat ditemui di kantornya di Kota Maumere, Senin (15/2/2021). -Foto: Ebed de Rosary

Amstrong menyebutkan, selain kerusakan di Kecamatan Magepanda  meliputi Desa Done, Magepanda dan Reroroja yang merupakan sentra produksi padi sawah terbesar.

Dia menyebutkan, bila rata-rata satu hektare menghasilkan 5 ton gabah kering maka dampak banjir mengakibatkan petani kehilangan produksi sebanyak 161,25 hektare.

“Kami memberikan pilihan kepada petani apakah mau menanam kembali padi dengan benih sendiri ataukah menanam tanaman lain dengan benih disiapkan oleh pemerintah,” sebutnya.

Amstrong mengakui, sentra persawahan di Kecamatan Magepanda memang banyak yang beralih menjadi sawah tadah hujan akibat minimnya debit air dari beberapa mata air di wilayah ini.

Ia mengakui, menurunnya debit air mengakibatkan air yang mengalir di saluran irigasi pun terbatas sehingga petani sering berebut air untuk mengairi areal persawahannya.

Lihat juga...