Pupuk Organik Tingkatkan Unsur Hara dalam Tanah

Editor: Koko Triarko

SEMARANG – Bagi Yohanes Jehamu, warga kampung Berlian RT3/RW 5, Mangunharjo, Tembalang, Semarang, keterbatasan stok hingga kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi tidak menjadi persoalan. Pasalnya, petani sayur mayur ini sudah lama memilih menggunakan pupuk organik, untuk membantu meningkatkan panen pertaniannya.

“Dibanding menggunakan pupuk kimia, saya lebih memilih pupuk organik. Selain lebih murah, juga mudah dibuat dan hasilnya juga lebih bagus. Bahan-bahan pupuk organik ini saya ambil dari sampah rumah tangga, seperti nasi sisa, sisa sayur, buah, hingga air cucian beras. Semuanya bisa diramu menjadi pupuk organik,” terangnya, saat ditemui di rumahnya, Rabu (13/1/2021).

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, saat dihubungi di Semarang, Rabu (13/1/2021). –Foto: Arixc Ardana

Dijelaskan, seluruh sampah dari dapur bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Namun ada syaratnya, yakni seluruh bahan tersebut tidak tercampur dengan minyak goreng, karena bisa menyebabkan proses pembuatan pupuk organik tidak maksimal.

“Misalnya kita mau memasak sayur, potongan sisa sayur yang tidak dipakai, jangan dibuang. Namun, disisihkan untuk dibuat pupuk. Demikian juga kulit buah, seperti pisang, apel, nanas dan sebagainya, ini juga bisa,” tambahnya.

Tidak hanya sampah rumah tangga, dirinya juga menggunakan kotoran kambing dan ayam sebagai pupuk organik. “Cara membuatnya pun mudah, seluruh bahan yang diperlukan, misalnya potongan sayur, kulit buah, semuanya dimasukkan ke dalam wadah dan diberi cairan EMP4,” terangnya.

Lihat juga...