Pedagang Kuliner di Lamsel Terdampak Kenaikan Harga Cabai
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Sejumlah pedagang kuliner di Lampung Selatan ikut terdampak kenaikan harga cabai yang terjadi di sejumlah pasar tradisional.
Nurhayati, pedagang kuliner bakso pentol, otak-otak, rujak tahu, siomay dan kuliner tradisional lainnya di pasar Bakauheni, menyebut kenaikan harga cabai mempengaruhi pembuatan sambal. Ia memilih mengurangi penggunaan cabai untuk sambal yang dibuatnya.
Pembelian cabai merah untuk bahan sambal, menurut Nurhayati dilakukan dua hari sekali. Pada level pedagang eceran, ia menyebut harga per kilogram mencapai Rp75.000 hingga Rp80.000 per kilogram. Kerap membeli sebanyak satu kilogram, ia memilih mengurangi setengah kilogram untuk pembuatan sambal. Selain cabai, ia membutuhkan kacang tanah untuk sambal otak-otak, siomay dan rujak tahu.

Permintaan cabai untuk pembuatan sambal, menurut Nurhayati tidak mempengaruhi penjualan kuliner yang diproduksi. Harga otak-otak dijual Rp2.000 per buah, pentol bakso Rp2.000 per tusuk, siomay Rp2.000 per buah dan rujak tahu Rp5.000 per bungkus. Kuliner tradisional tersebut dijual dengan harga tetap. Meski harga cabai naik, ia tidak menaikkan harga untuk menjaga daya beli pelanggan.
“Harga kuliner tradisional yang kita produksi tidak mahal, agar terjangkau konsumen, meski bahan baku kacang tanah dan cabai untuk pembuatan sambal naik dua kali lipat sejak akhir tahun hingga awal tahun ini, ditambah musim penghujan yang berimbas pasokan berkurang,” terang Nurhayati, saat ditemui Cendana News, Sabtu (2/1/2021).