Orientasi UMKM di Bekasi 2021, Inovasi Memenangkan Pasar
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Saya optimis 2021 UMKM tumbuh berkembang naik kelas. Tahun ini akan banyak produk UMKM tembus ke dunia ritel, melalui rutinitas pameran. Sehingga pelaku UMKM ke depan akan pindah ekspor dari industri rumahan,” tukasnya.
Selama ini, UMKM dikenal hanya sebagai usaha emak-emak. Karena 90 persen pelakunya adalah ibu rumah tangga. Tahun 2021 akan menjadi usaha kompetitif dan akan menjadi pelaku utama yang membantu pemulihan ekonomi di Indonesia.
Benny Tunggul optimis, sebelas kegiatan industri UMKM akan terus berkembang. Terutama didominasi produk makan minum, telekomunikasi, fashion yang lebih aplikatif dan lainnya.
“Satu hal yang harus diperhatikan adalah industri yang berhubungan dengan handycraf harus tetap jadi perhatian. Karena permintaan dari luar negeri terkait art akan tetap banyak. Tentunya dengan terus berkembangnya digitalisasi melalui beragam platform,” jelas dia.
Terakhir optimisme tersebut didorong dengan berlanjutnya kebijakan pusat melalui bantuan presiden sebesar Rp2,4 juta kepada pelaku UMKM, berupa stimulus permodalan untuk usaha mikro.
“Bahwa ada suatu dorongan stimulus. Oleh karenanya, ke depan harus ada supply channel antara industri dan pelaku UMKM. Hal itu juga sebagai suplai untuk dunia industri agar menjadi bagian mata rantai produksi,” pungkasnya.
Terpisah, Aji Ali Sabana, Ketua Skill Development Center (SDC), mengaku, terus melakukan pembinaan kepada pelaku UMKM untuk meluaskan pasar mereka melalui pengenalan digitalisasi dalam memasarkan produk.
Menurutnya, pelaku usaha biasanya memasarkan produk hanya di sekitar mereka saja. SDC terus melakukan pembinaan untuk membantu pemasaran produk dengan mengenalkan kepada pemerintah daerah, swasta, atau masyarakat, bahwa ada produk UMKM. Baik melalui pameran atau dengan platform tertentu lainnya.