Kemenparekraf: Istiqlal Potensial Jadi Pusat Kebudayaan dan Wisata Religi

Editor: Makmun Hidayat

Terpenting lagi adalah interaksi yang  menjadikan kunjungan masyarakat luas baik secara fisik maupun melalui media.

Karena menurutnya lagi, pengelolaan konten di media dengan baik sangat diperlukan mengingat 95,4 persen akses informasi masyarakat diperoleh melalui media mobile (handphone). Dimana rata-rata durasi penggunaan internet di Indonesia mencapai 8 jam perhari.

Dalam medsos itu ditayangkan berbagai atraksi kegiatan wisata religi yang menarik. Tentu kemudahan akses informasi dan fasilitas penunjang harus menjadi platform medsos Masjid Istiqlal.

“Memanfaatkan medsos sebagai sarana promosi wisata religi adalah langkah yang tepat yang dilakukan Masjid Istiqlal,” ujarnya.

Dia menegaskan, masjid Istiqlal memiliki peluang untuk membentuk Istiqlal Indonesia Halal Center (IIHC) dalam rangka mendukung program pemerintah yang menginginkan Indonesia menjadi pusat halal dunia.

Lebih lanjut disampaikan, bahwa terdapat korelasi yang sangat signifikan antara wisata religi dan pemanfaatan medsos sebagai media promosi dan komunikasi kepada masyarakat.

Pemerintah akan terus membantu pengembangan wisata religi di Indonesia dalam berbagai tradisi sejarahnya. “Tentu secara khusus pengembangan Masjid Istiqlal sebagai ikon destinasi wisata religi global atau internasional,” tukasnya.

Dia mengungkap, bahwa awalnya pariwisata memiliki tujuan agar manusia merasakan kesenangan, tapi kemudian berubah paradigma yakni menyelaraskan manusia dengan alam semesta.

Dan wisata religi pada pelaksanaannya sebut dia, yakni kegiatan mengunjungi tempat suci atau menyaksikan dan melaksanakan ritual keagamaan.

Serta di antara model wisata yang terbanyak di Indonesia adalah wisata ziarah. Sedangkan potensi sasaran promosi wisata adalah milenial travellers dan diaspora Indonesia di luar negeri dengan memanfaatkan digitalisasi.

Lihat juga...