Dolar AS Lanjutkan ‘Rebound’ Didukung Imbal Hasil Obligasi
NEW YORK — Dolar AS melanjutkan rebound dari posisi terendah tiga minggu pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), naik secara luas di tengah harapan belanja pemerintah yang lebih tinggi oleh pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden dan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung dari krisis virus corona.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, didorong oleh ekspektasi bahwa pemerintahan Biden akan meningkatkan pengeluaran, telah membantu meningkatkan dolar yang terpukul dalam sesi terakhir, meskipun merosot pada Selasa (12/1/2021).
Greenback juga mendapat dukungan dari ekspektasi kelanjutan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat, bahkan ketika negara-negara di Eropa melakukan lockdown untuk menangkis gelombang kedua COVID-19.
“Anda melihat kelanjutan dari perdagangan berkinerja baik AS,” kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments di Toronto.
Imbal hasil obligasi AS turun pada Rabu (13/1/2021) saat Departemen Keuangan menyelesaikan penjualan akhir senilai 120 miliar dolar AS dalam bentuk penawaran kupon minggu ini, di mana investor menunjukkan permintaan yang kuat untuk obligasi jangka panjang.
Imbal hasil pada obligasi acuan turun menjadi 1,071 persen, berkurang dari tertinggi hampir 10-bulan di 1,187 persen pada Selasa (12/1/2021).
Namun, kenaikan imbal hasil obligasi 10-tahun di atas satu persen telah menempatkan lantai lebih kuat di bawah dolar, Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions, mengatakan dalam sebuah catatan.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya naik 0,37 persen menjadi 90,359. Indeks telah menguat 1,3 persen sejak jatuh mendekati level terendah tiga tahun di 89,21 pekan lalu.