BUMDes Penyampak-KRG Babel Bangun Ekowisata Sungai Pengalen
Menurut dia, keterlibatan masyarakat lokal merupakan kunci utama dalam pembangunan ekowisata Sungai Pengalen sehingga konsep pemberdayaan muncul sebagai usaha untuk memberikan masyarakat lokal agar terlepas dari ketidakmampuan bersuara atau “voicelessness” dan ketidakberdayaan atau “powerlessness” yang mencakup empat indikator utama.
Empat indikator tersebut, yaitu kualitas sumber daya manusia, akses terhadap berbagai informasi dalam pekerjaannya, akuntabilitas atau tanggung jawab pelestarian masyarakat lokal, dan kapasitas organisasi lokal dalam membina masyarakat untuk lebih berdaya.
Dengan memahami dan melakukan hal itu, Orie optimistis masyarakat setempat akan mampu menciptakan sendiri kemandirian serta mengaplikasikan berbagai kegiatan pembangunan, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup, pengembangan ekonomi masyarakat dan kesejahteraannya.
Ketua BUMDes Desa Penyampak, Ova Saputra mengatakan prioritas dalam pengembangan Sungai Pengalen dilakukan di wilayah Desa Penyampak yang memiliki banyak potensi yang bisa menjadi sumber kehidupan masyarakat.
“Menjaga lingkungan sebagai pijakan awal kita dalam pembangunan ekowisata Sungai Pengalen, dilanjutkan dengan pengembangan pariwisata dengan tetap mengedepankan lingkungan yang asri, indah dan bermanfaat,” kata Ova Saputra.
Sekretaris Desa Penyampak, Wendi mendukung pengelolaan ekowisata Sungai Pengalen yang bisa menjadi pembeda dengan objek wisata lain di Provinsi Babel.
“Komunitas Recycling Generation selama ini memberi andil yang baik dalam mengenalkan wisata alam dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dengan mengutamakan konservasi alam, kami berharap kerja sama ini masyarakat dan wisatawan mendapatkan pengetahuan pentingnya menjaga kelestarian sungai dan kelestarian hutan bakau yang ada di desa ini,” katanya. (Ant)