Tanaman Pule, Penjaga Lahan Perbukitan Kaya Manfaat di Lamsel
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Gerakan Lampung Menghijau (Gerlam) untuk kelestarian lingkungan dengan tanaman pule telah dilakukan puluhan tahun. Keberadaan pepohonan yang ditanam sebagai upaya konservasi lingkungan tetap lestari oleh peran serta masyarakat.
Marjaya, petani di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan menyebut tanaman pule jadi favorit pada lahan perbukitan.
Tanaman pule sebut Marjaya merupakan tanaman yang tumbuh secara alami di perbukitan Bakauheni. Sebagian buah pule terbawa oleh faktor alam dengan tiupan angin. Memasuki bulan November hingga Desember proses pembungaan terjadi. Sebagai pohon yang lekat dengan kearifan lokal masyarakat yang menganggap pule jenis pohon angker. Aroma wangi bunga pule kala malam kerap dianggap mistis.
Kearifan lokal tersebut justru menjadi pendorong jenis pohon yang dikenal dengan kayu gabus itu tetap bertahan. Pada area hutan Gunung Rajabasa, Register Gunung Taman dan perbukitan tanaman tersebut sulit ditebang. Pada perbukitan Kelawi sebagian pohon pule berusia ratusan tahun. Imbas positifnya pohon ratusan tahun memiliki fungsi sebagai penyedia bibit. Biji bisa tumbuh pada tanah pada berbatu, padas dan gersang.
“Ada hutan pule namun sebagian tumbuh di perbukitan sehingga sulit untuk ditebang diantaranya pada pematang Malang, pematang Macan yang tetap dipertahankan untuk sumber air bersih pada kawasan perkampungan di bagian bawah, oleh warga juga dipertahankan pada hutan larangan,” terang Marjaya saat ditemui Cendana News, Rabu (23/12/2020).
