MUI: Membangun Pendidikan Utamakan Adab

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

“Kalau orang yang punya karakter atau ahlak, saya tidak berani ngomong selain yang diyakini, apapun berapa yang dibayarnya. Kalau tidak punya karakter, ya ilmunya hanya dijual,” tukasnya.

Menurutnya, keteguhan iman selalu membaluti dalam karakter setiap orang yang sholeh. Makanya, kalau kerap adab mungkin dikaitkan dengan sopan santun. Itu sebagai mukmin orang beradab adalah orang yang berahlak.

Ahlak diimplementasikan dalam Islam adalah seakan kita melihat Allah SWT. “Kalau saya jadi dosen, saya kerja mempersembahkan untuk Allah SWT,” ucapnya.

Namun kata dia, jika tidak bisa melihat Allah SWT dalam hati kita karena tingkatan imannya masih rendah minimal kita harus merasa diawasi. Karena nanti kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

“Banyak orang dikasih nikmat lalu lalai, oleh Allah SWT ditegur dengan cara kehendak-Nya. Banyak cara Allah SWT memberikan peringatan. Maka itu, akhlak harus ditanamkan dalam hati dengan iman,” ujarnya.

Menurutnya, pendidikan karakter akan menjadikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, bukan ilmu yang merusak.

“Ada ada ilmu yang merusak, contohnya orang alim jadi bersikap tidak baik karena karakternya nggak terbentuk,” tandasnya.

Sama halnya dengan jiwa kepemimpinan, itu juga membutuhkan latihan dan proses. “Di situlah disebut adab lebih dulu daripada ilmu,” tutupnya.

Lihat juga...