Grup Musik Ini Konsisten Memainkan Alat Musik Tradisional

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Grup musik atau sanggar musik yang memainkan musik kampung atau musik tradisional dengan menggunakan alat musik tradisional di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) hanya ada dalam hitungan beberapa saja.

Meramaikan khazanah musik tradisional, anak-anak muda di Kabupaten Sikka yang beranggotakan 9 orang membentuk grup musik Leis Plang yang memainkan alat musik tradisional serta mempopulerkan lagu dalam bahasa daerah Sikka.

“Awalnya kami beranggotakan 9 orang namun dalam perjalanan 2 personel merantau ke luar daerah sehingga anggota kami hanya 7 orang,” kata Markus Mariolis Feristanto, anggota grup musik kampung Leis Plang saat ditemui Cendana News di sebuah hotel di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Minggu (6/12/2020).

Salah seorang anggota grup musik Leis Plang, Markus Mariolis Feristanto, saat ditemui di salah satu hotel di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Minggu (6/12/2020). Foto: Ebed de Rosary

Erik Bagus sapaannya, menyatakan, Leis Plang didirikan 26 Oktober 2017, semua anak muda yang ada memiliki passion atau minat yang sama di musik tradisional. Setelah berkumpul tidak sulit karena semua juga sudah menguasai musik tradisional.

Ia menyebutkan, grup musiknya hanya ingin menghibur para penonton yang mengundang serta bertugas meramaikan acara pesta atau hajatan seperti pernikahan dan lainnya.

“Semoga dengan kehadiran kami memainkan musik bisa menghibur dan meramaikan pesta. Kami tetap konsisten memainkan alat musik tradisional dan membawakan lagu daerah Sikka,” ungkapnya.

Erik sebutkan pula, Leis Plang sudah menciptakan lagu Gong Waning, Setengah Gila serta Sora dan Pertanian yang  diluncurkan pada tahun 2021 nanti. Alumni S2 Manajemen Agrobisnis di UPN Yogyakarta ini juga menyebutkan personel grup musik ini terdiri dari guru, petani, pedagang dan pemusik.

Lihat juga...