Penyelidikan Dugaan Penggunaan Senjata Kimia di Suriah Dilanjutkan

JAKARTA — Sekretariat Teknis Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) masih akan melanjutkan penyelidikan terkait penggunaan senjata kimia, yang diduga dilakukan oleh pasukan bersenjata di Suriah meskipun terkendala pandemi COVID-19.
Langkah itu diungkapkan Utusan Tinggi Urusan Pelucutan Senjata PBB Izumi Nakamitsu saat menyampaikan laporan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Saya mendapat laporan bahwa sekretariat teknis OPCW berencana menggelar inspeksi sebanyak dua tahap di Barzah dan Jamrayah pada tahun ini. Proses penyelidikan akan mengikuti situasi pandemi di lapangan,” kata Nakamitsu saat menyampaikan laporan di hadapan anggota DK-PBB, lewat pertemuan virtual, Kamis (5/11), yang informasinya diterima di Jakarta, Jumat.
Barzah dan Jamrayah merupakan dua sarana yang dimiliki dan dikelola oleh Pusat Riset dan Kajian Ilmiah Suriah (SSRC).
Nakamitsu menjelaskan OPCW terus melanjutkan penyelidikan karena hasil inspeksi serta laporan dari berbagai sumber yang dihimpun tim pencari fakta di lapangan belum dapat jadi dasar untuk menyimpulkan bahwa pasukan militer pemerintah atau kelompok bersenjata dari kalangan pemberontak menggunakan senjata kimia dalam pertempuran.
Hasil penyelidikan tim pencari fakta OPCW pada 2018 menemukan jejak senjata kimia di Barzah saat inspeksi tahap ketiga dilangsungkan pada 2018. Namun, pemerintah Suriah belum memberikan penjelasan atau informasi yang dibutuhkan oleh tim pencari fakta terkait temuan itu, kata Nakamitsu.
“Adanya berbagai temuan yang tidak sama dengan laporan pemerintah, inkonsistensi, dan perbedaan yang belum diselesaikan, sekretariat teknis OPCW menilai laporan yang diterbitkan oleh Pemerintah Suriah tidak dapat disebut akurat dan lengkap sebagaimana merujuk pada Konvensi Senjata Kimia Dunia (CWC),” ia menerangkan.