Penanaman Pohon Berkelanjutan di Lamsel Beri Manfaat Ganda
Editor: Makmun Hidayat
Secara ekonomis, Subawi bilang mendapatkan hasil uang dari penjualan pohon. Jenis pohon jati, mindi digunakan oleh pengrajin furniture, perahu, palet kotak paket hingga bahan bangunan. Tanaman pohon kerap dijual dengan sistem borongan atau dijual per kubik dengan keuntungan jutaan rupiah. Selain sebagai bahan bangunan,sisa batang dan ranting bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar.
“Pengrajin batu bata dan genteng akan memesan bahan bakar kerap diperoleh dari sisa penggergajian bagian batang,” cetusnya.
Tanaman pohon kayu yang dikembangkan jenis mindi, sengon, nangka dan jati putih dimanfaatkan oleh Adam. Petani sekaligus peternak di desa yang sama mengaku jenis tanaman itu wajib ditanam petani yang memiliki ternak kambing. Sebab selain berfungsi menjaga kelestarian berbagai jenis tanaman itu bisa menjadi sumber pakan alami bagi ternak.
“Saat pakan sulit dicari daun mindi,nangka,sengon dan jati putih bisa jadi alternatif pakan,” cetusnya.
Keberlanjutan penanaman pohon sebutnya akan menguntungkan usaha ternak petani. Pengeluaran kotoran ternak yang diubah menjadi kompos selanjutnya bisa dikembalikan pada kebun sebagai pupuk penyubur tanaman. Setahun sekali ia bisa menjual dua ekor kambing seharga masing masing Rp2juta. Masuk usia enam hingga tujuh tajun berbagai jenis pohon bisa dijual menjadi bahan bangunan.
Pemanenan pohon dilakukan petani dengan sistem tebang pilih. Pohon dengan usia dan diameter yang sudah bisa digunakan bisa dipanen. Sisanya akan dipertahankan hingga siap panen. Memasuki bulan Oktober hingga November panen kayu bisa dilakukan. Sebab mendekati musim hujan ia bisa melakukan proses penanaman bibit pohon baru.