Pemda Sultra Diminta Atasi Konflik Sosial Warga dan TKA

Sebelumnya pada bulan Juni 2020 lalu, sejumlah elemen masa unjuk rasa dari berbagai lembaga melakukan aksi unjuk rasa di perbatasan Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), persimpangan emat Bandara Haluoleo, Provinsi Sulawesi Tenggara, menolak kedatangan 500 orang TKA asal Tiongkok yang akan bekerja membangun smelter di PT VDNI dan OSS Morosi, di Kabupaten Konawe.

Saat itu, ratusan massa aksi pengunjukrasa berupaya untuk masuk ke dalam Bandara Haluoleo, namun ditahan oleh brigade pihak kepolisian, sehingga massa aksi tetap berada di simpang empat Desa Ambaipua. Kedatangan 500 TKA saat itu dibagi menjadi tiga gelombang. Setiap jadwal kedatangan para TKA, massa yang menolak kedatangan meraka melakukan aksi ujuk rasa.

Unjuk rasa dilakukan sejak siang dan berlanjut hingga malam hari. Meskipun sejumlah massa melakukan penolakan, bahkan chaos antara massa pengunjuk rasa dan pihak pengamanan, numun 500 TKA tersebut berhasil masuk ke Sulawesi Tenggara dan bekerja di perusahaan tambang yang ada di Kabupaten Konawe dengan kawalan ketat dari pihak keamanan melalui jalur belakang Bandara Haluoleo. [Ant]

Lihat juga...