Pandemi Belum Usai karena 3T Belum Optimal

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Perwakilan Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ajeng Tias Endarti, SKM yang turut hadir dalam acara tersebut, menilai kebutuhan puskesmas bukan hanya pada fasilitas atau pelatihan saja. Tapi juga pada sumber daya manusianya yang terbatas.

“Tercatat hanya ada 18.685 tenaga kesehatan masyarakat di 9.831 puskesmas. Artinya, jika kita bandingkan dengan bidan, itu adalah 1:8, berbanding dengan perawat adalah 1:6 dan dengan dokter adalah 1:1,2,” kata Ajeng.

Ditambah dengan adanya stigma yang melekat di masyarakat, juga semakin membebani tenaga kesmas epidemiologi dalam proses tracing.

“Para petugas puskesmas juga sudah lelah dalam masa pandemi ini. Sementara masyarakat juga tidak mematuhi isolasi yang sudah ditetapkan. Tidak terpantau adanya strategi untuk penyesuaian pelayanan esensial di tahun mendatang,” ucapnya.

Kalau mau menyelesaikan pandemi ini dengan baik, Ajeng menegaskan semua pemangku kepentingan harus mau bertransformasi dalam membentuk sistem kesehatan masyarakat yang kuat.

“Kebijakan harus jelas, tegas dan sinkron. Kolaborasi semua sektor, baik pemerintah pusat dan daerah ,maupun bisnis,kampus, media, masyarakat sipil dan komunitas profesi itu suatu hal wajib. Di satu sisi fasilitas layanan kesehatan siap, di sisi lain, masyarakat juga tahu, waspada, mau dan mampu dalam melaksanakan 3M secara konsisten,” pungkasnya.

Lihat juga...