Lima Daerah di Sulsel Miliki Angka Stunting Tinggi

Kadis Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustrai – Foto Ant

MAKASSAR – Sebanyak 151.398 anak di Sulawesi Selatan (Sulsel), dilaporkan menderita stunting, atau kondisi gagal tumbuh. Data tersebut adalah kondisi di 2020.

Para penderita tersebut tersebar di lima kabupaten, yang tercatat memiliki angka stunting tertinggi. “Dari 24 kabupaten dan kota di Sulsel, ada empat daerah dengan angka stunting tertinggi, Kabupaten Bone 43 persen, Enrekang 39 persen, Jeneponto 36 persen, Takalar 34 persen, dan Bantaeng 33 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sulsel, Ichsan Mustari, di Makassar, Minggu (29/11/2020).

Dari sisi angka, penderita stunting pada tahun ini jumlahnya jauh lebih menurun dibandingkan kondisi 2019, yang angkanya mencapai 159.375 kasus. Meskipun saat ini, jumlah penderita sudah di angka 151 ribuan, dan diakui jumlahnya masih sangat tinggi. Dalam setahun terakhir, diklaim terjadi pengurangan jumlah kasus stunting, yang mencapai sekira 7.000-an kasus. Sementara di tahun lalu, Sulsel masih berada di 10 besar dengan angka stunting tertinggi secara nasional.

Berkaitan dengan hal tersebut, stunting dan gizi buruk, diakui masih jadi momok dan pekerjaan rumah bagi Dinas Kesehatan Sulsel. “Untuk mencapai zero stunting memang cukup sulit. Apalagi tidak didukung dengan anggaran yang memadai,” tandasnya.

Sebagai gambaran, Ichsan menyebut, anggaran yang ada saat ini hanya Rp8 miliar. Dana tersebut diperuntukkan bagi lima kabupaten dengan angka kasus tertinggi. Khususnya untuk Kabupaten Bone dan Enrekang yang kasusnya sangat tinggi.

Untuk menurunkan stunting, pemerintah daerah berupaya menggenjot program Gammara’na atau (Gerakan Masyarakat Memberantas Stunting), sebagai upaya menekan angka gagal pertumbuhan anak tersebut. (Ant)

Lihat juga...