Lestarikan Tradisi Leluhur, Budayakan Menenun dengan Pewarna Alami

Karena itulah, ia bertekad akan terus mengembangkan kerajinan tangan perempuan Suku Dayak Iban dan menanamkannya kepada generasi muda.
Pada bagian lain, ia menceritakan bahwa menenun awalnya hanya sekadar hobi untuk meneruskan budaya nenek moyang.
“Namun ternyata memiliki manfaat untuk mendongkrak perekonomian masyarakat, apalagi di masa pandemi COVID-19 seperti ini,” katanya.
Contohnya, kain tenun berbahan tanaman alami khas Suku Dayak Iban Desa Manua Sadap itu dibeli Ketua Perkumpulan Warna Alam Indonesia (Warlami) Myra Widiono di Jakarta dengan harga Rp13.400 juta.
“Hasil kain tenun itu saya dihargai senilai Rp13,400 juta,” demikian Margaretha Mala. (Ant)