Identitas Politik Islam

OLEH: HASANUDDIN

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesal dari jalan-Nya. dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl 125).

Perhatikanlah, bahwa dalam politik Islam amat sangat ditekankan pendekatan hikmah (virtue), yang dengan sendirinya menolak segala bentuk-bentuk kekerasan. Baik kekerasan yang bersifat verbal maupun kekerasan dalam pengertian seluas-luasnya. Mengedepankan dialog yang bermartabat, dialog tidak saling menegasikan, namun mengajak kepada jalan Allah.

Jalan Allah ini adalah platform politik yang dirumuskan sebagaimana ajaran Islam yang rahmatan lil’alamiin. Karena ayat ini ditujukan bagi semua manusia. Maka identitas politik Islam itu sesungguhnya tidak dibatasi oleh rasisme. Tapi ditegakkan di atas nilai-nilai dan budi pekerti luhur atau akhlak yang baik, dan ditujukan bagi seluruh spesies manusia. Jadi tidak semata menampilkan simbol-simbol.

Selanjutnya yang amat ditekankan dalam politik Islam adalah perihal “berbuat adil”. Adil adalah salah satu inti sari dari nilai dasar Islam yang mesti jadi tema sentral dalam aplikasi politik Islam. Adil ini mesti diterjemahkan dalam pengertian terluasnya, sehingga “berbuat adil” ini melampaui batas-batas SARA. Berbuat adil mesti diimplementasikan dalam konteks universalitas nilai Islam.

Persoalan fundamental dalam kehidupan kebangsaan kita sesungguhnya eprihal belum tegaknya rasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan inilah alasan paling utama kenapa nilai-nilai Islam mesti menjiwai penyelenggaraan pemerintahan. Dan untuk tujuan itulah politik Islam dihadirkan, dalam konteks sebagai bagian dari syiar Islam. ***