Hasil Panen Pertanian di Lamsel Penuhi Kebutuhan Pasar Lokal

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Budi daya komoditas tanaman pertanian di Lampung Selatan mampu memenuhi pasokan pasar lokal.

Wayan Reka, petani di Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang menyebut, budi daya cabai merah keriting terbatas untuk pedagang lokal. Keterbatasan lahan, penanaman skala kecil membuat hasil panen hanya memenuhi kuota pedagang pasar tradisional.

Menanam sekitar 500 batang tanaman cabai dengan memakai mulsa plastik, ia bisa menghasilkan sekitar 1 ton cabai. Pemanenan cabai saat usia 75 hari dilakukan olehnya secara bertahap hingga 15 kali panen.

Setiap batang dengan sistem panen bertahap mampu menghasilkan rata-rata 5 kilogram. Pemanenan dilakukan setiap sore memenuhi permintaan pedagang pasar.

Wayan Reka bilang, belum melakukan bisnis cabai untuk pangsa pasar luar daerah. Biaya operasional untuk distribusi, upah tenaga kerja dan lain-lain sebutnya lebih tinggi.

Ia menyebut memasarkan hasil panen ke pengepul dan pedagang di wilayah Kecamatan Ketapang, Bakauheni, Sragi dan Penengahan. Meski ada permintaan dari pengepul besar kerap dipakai untuk memenuhi kuota.

“Saat kuota pengepul yang akan mengirim rata-rata lima ton, sebagai tambahan pelengkap hasil panen kebun saya kerap dibeli. Saya memilih memenuhi pangsa pasar lokal karena lebih cepat mendapatkan uang,” terang Wayan Reka saat ditemui Cendana News, Senin (9/11/2020).

Sistem pengiriman komoditas pertanian untuk memenuhi pasar luar daerah kerap dibayar bertahap. Sebelum barang tiba di lokasi tujuan ia kerap tidak akan menerima uang dari pengepul. Meski mendapatkan uang rata-rata hasil penjualan akan dibayarkan sebagian. Proses pembayaran penuh baru akan dilakukan hingga mendekati proses panen berikutnya.

Lihat juga...