Dirjen Pendis Kemenag Perkenalkan Konsep IHSAN dalam Pendidikan Islam
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Setiap guru dalam mengajar harus selalu diniatkan sebagai sebuah ibadah. Ibadah dalam menyiapkan generasi berintegritas yang akan mengisi peradaban mendatang,” tegas Dhani.
Keempat, Adaptaptif. Yaitu, kemampuan manusia untuk menyelaraskan diri dan berdialog dengan lingkungan strategis di sekitarnya, tanpa kehilangan identitasnya.
Menurut Dhani, adaptasi harus menjadi kekuatan untuk memahami, bahwa sebuah lembaga pendidikan harus menghadirkan anak zaman, mereka yang beribukan waktu berayahkan zaman, menari bersama zaman untuk menarikan zaman. Dalam konteks pendidikan, dinamika zaman hari ini adalah kebutuhan kita terhadap penguasaan teknologi.
“Orang yang hebat pada hari ini adalah orang yang mampu membaca masa depan dengan baik. Guru yang hebat akan mampu melahirkan anak didik yang akan bisa menguasai zamannya,” sambungnya.
Terakhir atau kelima adalah Nationalime. Karakter ini merupakan proses pendidikan madrasah yang mengajarkan kecintaan pada tanah air. Itu adalah bagian dari batang tubuh seorang manusia dan lembaganya.
“Guru dan anak didik di madrasah harus mencinai tanah air. Kita harus tanamkan kepada peserta didik, bahwa mencintai taha air adalah bagian daripada iman,” pungkasnya.