Desa Indudur Solok Ubah Karakter Masyarakat untuk Peduli Lingkungan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Itu adalah untuk memanfaatkan lahan kosong atau kritis. Sekarang semuanya telah berubah. Lahan itu telah produktif, contohnya tanaman kemiri telah mampu menjadi salah satu pemasukan bagi ibu-ibu di Indudur,” ungkapnya.
Dimana untuk kemiri itu, per bulannya masyarakat bisa memproduksi 10 ton kemarin per bulannya. Dan produksi kemari itu telah ditampung langsung oleh Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) Rumah Sejahtera yang ada di Indudur.
Selain itu juga ada pohon kubang yang dijadikan sebagai tempat habitatnya madu hutan. Dimana panen madu itu juga menjadi pemasukan bagi masyarakat desa setiap musim panennya dengan nila yang cukup fantastis.
“Dulu pohon-pohon itu malah ditebang oleh masyarakat. Sekarang semenjak ada Perna masyarakat telah bisa mengubah kebiasaan itu. Pohon itu jadi tempat habitat lebah dimana madunya bisa diambil dan dijual,” ujar Zofrawandi.
Dari madu hutan itu saja, per musim panennya masyarakat bisa memperoleh keuntungan mencapai ratusan juta. Zofrawandi menyebutkan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat saat ini itu, setelah mereka mau diajak untuk mengubah perilaku menjadi masyarakat yang cinta lingkungan dan menjaga alam seperti halnya hutan.
Begitu juga soal pertanian masyarakat, dari ratusan hektar lahan sawah di Indudur ada 3 hektarnya berada di sawah tadah hujan. Kini pengerjaan irigasi sepanjang 300 lebih hampir selesai, dan artinya untuk sawah tadah hujan bisa diatasi setelah nanti irigasi itu berfungsi.
“Irigasi untuk sawah tengah dikerjakan. Diperkirakan Desember sudah bisa digunakan. Semua ini dilakukan agar aliran anak sungai itu bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah milik petani,” sebutnya.