Cita Rasa Kopi Murni Belum Banyak Terekspos

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Menikmati kopi ternyata bukan hanya sekadar menikmati kopi. Tapi berbicara tentang idealisme dan kepuasan. Yang sayangnya, walaupun konsumsi kopi nasional meningkat, masih banyak penikmat kopi yang belum mendapatkan cita rasa sesungguhnya dari kopi asli Indonesia.

Tercatat konsumsi kopi nasional mencapai 249.800 ton pada tahun 2016. Meningkat mencapai 314.400 ton pada tahun 2018. Diprediksi dengan peningkatan 15-20 persen, pada tahun 2021 akan mencapai 370.000 ton.

Tapi sayangnya, pemilik Kopyopi, Yopi Syahrizal menyebutkan kopi yang dikonsumsi masyarakat saat ini bukanlah kopi asli. Tapi mayoritas pada kopi pabrik yang sudah mengalami pencampuran bahan.

“Kalau kopyopi ini benar-benar kopi murni. Tanpa campuran dan bukan merupakan hasil budi daya. Pure kopi hutan yang harus didapatkan dengan mengandalkan penelusuran di hutan,” kata Yopi kepada Cendana News, Selasa (10/11/2020).

Ia menceritakan awalnya mendapatkan kopi murni ini adalah saat ia melakukan coffee hunter di daerah Mentawai.

“Saya itu sudah mulai minum kopi sejak SD. Sehingga saya sudah banyak mencicipi berbagai kopi. Salah satunya, yang menurut saya enak adalah kopi oplet. Tapi sayangnya, setelah beberapa lama kopi oplet pun mulai berubah rasa. Tidak murni lagi. Sehingga, saat saya coba kopi hutan yang di Mentawai itu, baru saya benar-benar merasakan menemukan kopi murni,” urainya.

Setelah merasa cocok dengan kopi tersebut, Yopi mencoba untuk mengemas kopi dalam kemasan kecil dan melemparnya ke pasar sebagai bentuk testing product.

“Salah satunya di daerah Padasuka Bandung. Dan ternyata, banyak yang menanyakan lagi. Karena memang rasanya enak dan bagi penikmat kopi sejati, ya kopi itu adalah kopi yang tanpa campuran seperti ini. Tidak seperti kopi komersil, yang sudah mengalami pencampuran gula, kedelai maupun jagung,” ucap alumnus HI Universitas Pasundan Bandung ini.