AS Diprediksi Tetap Jadikan ASEAN Mitra Penting Setelah Biden Menang Pilpres
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat yang baru diperkirakan akan tetap menjadikan Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) sebagai salah satu mitra pentingnya, kata beberapa pengamat dalam acara diskusi yang diadakan oleh The Habibie Center di Jakarta, Rabu.
Menurut peneliti dari CSIS Indonesia, Lina A Alexandra saat acara diskusi, wilayah Asia Tenggara merupakan “teater” atau tempat berlangsungnya upaya berebut pengaruh antara dua adidaya dunia, yaitu Amerika Serikat dan China.
Hasil hitung cepat yang digelar sejumlah lembaga survei dan media di AS minggu lalu menunjukkan Joe Biden memperoleh 270 suara elektoral, syarat yang ia perlukan untuk mengamankan kursi presiden AS. Sementara itu, lawannya dari petahana, Presiden Donald Trump mendapatkan 214 suara elektoral.
Namun, hasil resmi belum diumumkan oleh otoritas pemilihan umum di AS. Biden juga menegaskan pemerintahan baru AS baru mulai bekerja pada Januari 2021.
Dalam acara diskusi yang sama, Lina berpendapat presiden AS terpilih, Joe Biden, kemungkinan masih akan fokus mengurusi masalah dalam negeri dalam waktu satu sampai dua tahun setelah ia resmi menjabat sebagai orang nomor wahid di Negeri Paman Sam.
“Menurut saya, pemerintahan baru AS akan fokus mengurusi masalah dalam negeri selama 1-2 tahun, kemudian mereka kemungkinan akan berbuat sesuatu (terkait hubungan AS dan ASEAN, red). Saya meyakini AS tidak akan melepas Asia Tenggara, karena yang telah saya jelaskan, kawasan itu jadi ruang perebutan pengaruh (antara AS dan China, red),” terang Lina, pengamat politik dan hubungan internasional dari Centre of Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia.